Sabtu, 05 Juli 2014

Latah Pemilu

Bulan Juli sudah berjalan hampir sepekan. Pesta demokrasi 5 tahunan bangsa ini sudah semakin dekat untuk digelar. Setelah beberapa bulan lalu rakyat di negeri ini menggelar pemilihan anggota legislatif. Kini saatnya rakyat kembali harus menentukan pilihan siapa yang akan memimpin bangsa ini kedepan. Ya, pemilu tinggal beberapa hari lagi untuk dilangsungkan. Bahkan untuk pemilih yang berada di luar negeri sudah ada yang menggunakan haknya untuk melakukan pemilihan.
Kali ini penulis terpaksa untuk latah menuliskan sedikit tentang ritual 5 tahunan bangsa ini. Tapi bukan sekedar latah mendukung pasangan calon tertentu. Namun penulis hanya merasa muak mendengar apa yang terjadi selama masa kampanye pemilihan presiden kali ini.
Pemilu, yang seharusnya LUBeR (kalau tidak salah singkatan dari Langsung, Umum, Bebas/Bersih, Rahasia) pada kali ini sepertinya tidak akan berjalan seperti itu. Bagaimana bisa terjadi LUBer jika dalam masa kampanye saja menurut penulis sudah terjadi kebrutalan, kekacauan dan bahkan intimidasi mungkin juga sudah terjadi. Brutal dan kacau karena banyak sekali hasutan yang tidak bermutu dilancarkan oleh pendukung dari sebagian besar pendukung dari kedua kubu. Banyak sekali omongan-omongan yang menurut penulis hanyalah sampah yang dikeluarkan oleh mereka.
Meski sebetulnya masa kampanye pada pemilu kali ini terlihat tidak begitu ramai, di dunia maya telah terjadi perang yang sangat sengit antara dua kubu. Ada yang bilang jika si itu, si ini fasis –lah, komunis –lah, antek –lah, diktator –lah, berkoalisi dengan koruptor, pembunuh, penculik, anti suatu kaum dan berbagai macam kebencian yang dilontarkan oleh kedua belah pihak untuk mempengaruhi pikiran para pemilih. Seperti mengobral sampah-sampah milik orang lain dan kemudian membuat orang beralih ke pihaknya. Seperti persaingan dua pedagang yang tidak hanya mempromosikan barang dagangannya tetapi juga mengungkapkan kebobrokan saingannya. Entah itu benar atau tidak kenyataanya.
Kata-kata diatas bagi penulis adalah suatu intimidasi bagi para pemilih yang benar-benar murni memilih, benar-benar menginginkan perubahan yang baik kepada bangsanya. Tanpa ada maksud terselubung apapun seperti yang mungkin ada di pikiran-pikiran pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu.
Pemilu nanti memang sudah pasti berjalan langsung dan umum, tapi entah apakah akan berlangsung bebas/bersih  dan juga rahasia. Karena berbagai cara saja sudah dilakukan ketika masa kampanye yang sebenarnya merupakan masa promosi. Apalagi saat nanti berlangsungnya pemilihan. Biarlah waktu yang menjawabnya.
Penulis sendiri juga tidak tahu apakah apa yang telah diungkapkan oleh kedua belah pihak  itu yang mana yang benar. Tentunya kebenaran itu sendiri hanya akan terungkap setelah  ada pembuktiannya. Namun akankah terjadi hal-hal mengerikan seperti yang diungkapkan oleh berbagai pihak yang sedang memperebutkan kekuasaan itu?? Sekali lagi penulis juga tidak tahu. Karena hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.

Penulis hanya berharap bahwa dalam pemilihan presiden kali ini dapat menghasilkan pemimpin bangsa yang membawa bangsa ini lebih baik kedepannya. Tanpa meninggalkan luka dalam serta dendam yang membara. Juga tidak menyebakan chaos atau bahkan membawa bangsa ini semakin terpuruk dalam jurang nestapa.

Minggu, 18 Mei 2014

YANG PENTING KITA TETAP BERKAWAN

Liga-liga besar Eropa telah usai minggu ini. Di beberapa liga, seperti Italia, Jerman maupun Perancis, mungkin liga telah usai lebih awal saat Juventus, Bayern Muenchen, dan PSG sudah menyegel juara sebelum liga usai. Dengan poin yang tidak mungkin terkejar di sisa pertandingan oleh peringkat kedua di liga mereka. 
Di liga Italia yang tinggal menyisakan satu pertandingan lagi sedikit kejutan terjadi. AC Milan dan Inter Milan yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi penghuni papan atas klasemen, pada tahun ini seperti kehilangan dayanya. Meski pada akhir liga Inter bisa menempati posisi 5 dan tidak mungkin terkejar poinnya oleh peringkat dibawahnya. Namun saudara sekotanya AC Milan sepertinya harus bernasib kurang beruntung karena harus bersaing dengan Parma dan Torino untuk memrebutkan peringkat 6, dimana bisa lolos ke babak kualifikasi Europa League
Sedangkan di liga Inggris dan Spanyol, penentuan juara harus menunggu hingga laga terakhir liga. Dikarenakan peringkat 1-2 nya masih bisa berubah sampai laga terakhir dimainkan. Di liga Spanyol yang menjalankan laga terakhir musim 2013/2014 tadi malam pertandingan Barcelona melawan Atletico Madrid menjadi laga penentu gelar juara liga. Barcelona yang ada di peringkat kedua hanya terpaut 3 poin dari Atletico Madrid yang ada di puncak klasemen. Jika Barcelona bisa memenangkan pertandingan di Camp Nou semalam melawan Atletico Madrid, Barcelona yang menjadi juara. Hal ini dikarenakan aturan head to head yang diterapkan di liga Spanyol untuk menentukan peringkat. Namun semalam juara baru telah muncul. Pasukan Diego Simeone berhasil meruntuhkan hegemoni Barcelona dan Real Madrid dengan menjadi kampiun. Los Rojiblancos berhasil menahan imbang Barcelona 1-1 di Camp Nou yang katanya angker bagi tim lawan.
Di liga Inggris lebih menegangkan lagi, Arsenal yang diawal musim berada di puncak klasemen, perlahan-lahan disalip oleh Manchester City, Liverpool dan Chelsea di akhir musim. Juara musim lalu, Manchester United pun juga harus terseok-seok sepanjang liga tahun ini dan di akhir klasemen hanya mampu finish di peringkat 7 di bawah Everton dan Tottenham Hotspurs. Dan harus merelakan gelar juara kepada tetangga berisik mereka, Manchester City.
Sebelum beranjak lebih jauh lagi, selamat kepada juara-juara liga di eropa yang telah berhasil menyelesaikan musimnya dengan meninggalkan beberapa hal yang tidak berkaitan langsung dengan tim-tim tersebut. Akan tetapi bersinggungan dengan para fansnya yang ada di tempat yang sangat jauh jaraknya dari benua eropa.
Ya, meninggalkan beberapa hal seperti fanatisme(entah baik atau sesat), kebencian, kebahagiaan dan segala rasa yang dimiliki manusia.
Salah satunya seperti ini. Saat liga Inggris masih kurang beberapa bulan, Liverpool saat itu ada di puncak klasemen, permainannya pun sangat luar biasa, dan memang sepertinya pada tahun ini Liverpool yang akan jadi juara. Namun saat itu ada fans klub lain yang menyatakan bahwa, "Kalo Liverpool juara tahun ini, gue akan berhenti kerja dan bakal pindah ke desa."(kalimat ini disamarkan lho, aslinya ga gini juga) Dan memuncaklah kemarahan beberapa temannya yang merasa Liverpudlian. Mereka seolah marah dan ga terima dibilang begitu. Yah meskipun memang pada akhirnya Liverpool ga jadi juara karena insiden "Gerrard Kepleset" saat melawan Chelsea dan dikudeta lah pimpinan klasemen oleh Manchester City. Sampai akhirnya Manchester City yang jadi juaranya.
Yang saya herankan, ketika liga itu usai yang namanya fans saling ejek-mengejek, merendahkan tim yang gagal sudah biasa, tetapi jika tidak terima hingga muncul kemarahan yang dianggap berlebihan oleh orang lain itu lah yang saya herankan. Anggap saja kejadian ini berlangsung di Indonesia, mungkin di salah satu kota dari sekian kota di Indonesia. Bayangkan, apa yang sudah mereka berikan kepada tim eropa favorit mereka? Nonton langsung ke Eropa? Beli jersey ori? Nonton aja cuma dari televisi, paling juga nonton bareng di tempat makan franchise atau kalo ga streamingan di tempat yang wifi nya kenceng.
Tapi kenapa harus marah-marah yang over?seperti seolah-olah benci kepada orang yang tidak suka kepada tim itu?apa anda lahir di situ?kalo iya sih ya ga masalah. Apakah anda punya keterkaitan historis dengan tim itu? Belum tentu juga kan?? Jadi santai aja sih, ga usah lebay lah menghadapi para haters. Itu sama saja masih ada orang yang peduli sama kita. Kalo tim favorit kamu diejek tinggal balas dengan ejekan ke tim favoritnya dia, simpel.
Kalo begini jadi keinget sama ungkapan : 
"KAMU SUKA?AMBIL, GA SUKA?TINGGAL. KAMU SEPENDAPAT?SYUKUR, GA SEPENDAPAT?TAK APA. YANG PENTING KITA TETAP BERKAWAN"

Senin, 28 Oktober 2013

Filosofi Pengamen

Terkadang mereka berpenampilan lusuh, membawa gitar, atau alat musik lain yang mudah dibawa kemana mereka pergi. Berpindah dari rumah ke rumah, bus satu ke bus lain, atau berhenti di persimpangan jalan, menjual suara yang terkadang terdengar asal-asalan bahkan menyakitkan telinga yang mendengar. Ada juga yang hanya bermodalkan irama tepuk tangan meski ada juga yang mempunyai suara merdu. Ya, mereka adalah pengamen. Menjual suara mereka demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan terkadang hanya cukup untuk makan sehari. Berharap welas asih kepada para pendengar lagu yang mereka nyanyikan untuk memberikan sekedar uang recehan.

Mungkin bagi sebagian orang pengamen hanyalah sebuah pengganggu. Pengganggu ketenangan di saat mungkin sedang makan, sedang santai, ataupun aktivitas-aktivitas lainnya. Tetapi sebenarnya pengamen tak ubahnya seperti seorang pedagang yang menjual dagangannya. Namun kali ini berbentuk jasa, lebih tepatnya suara emas mereka. Berbeda dengan pedagang biasa yang hanya memberikan penawaran atas apa yang mereka jual, pengamen memberikan dagangannya kepada para konsumen untuk dinikmati secara langsung. Tanpa harus memberitahu berapa harga barang dagangannya pengamen mengharap para konsumennya mau membayar atas apa yang sudah diberikannya.

Mungkin kata-kata ngamen selalu identik dengan definisi di atas. Definisi yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita temui dalam setiap waktu yang kita jalani. Dan dari semua yang sering kita lihat ada yang kita tidak sadari. Meskipun ada beberapa pengamen, mungkin kebanyakan, mungkin juga sedikit, yang memaksa meminta uang, ada dari mereka yang tidak memaksa, mengharap kerelaan, bahkan menerima cacian tanpa harus mendapat uang. Bukankah pengamen ini tak ubahnya dengan mereka yang menyanyi di kafe, pub, klub, restoran, bahkan panggung megah yang disiarkan oleh media massa?? Mereka sama-sama menyanyi, menghibur orang, memainkan alat musik. Walaupun mereka ada di tempat berbeda, dengan kostum berbeda, dan audiens yang berbeda. Tapi bukankah mereka sama-sama menyanyi?? Mereka hidup, mememenuhi kebutuhan juga sama-sama dari menyanyi, hanya saja penyanyi atau band yang sudah sering muncul di televisi atau siaran di radio lebih beruntung daripada pengamen.

Tak sedikit penyanyi papan atas yang jika ditelusuri awal mulanya hanyalah pengamen yang harus berpindah dari bus ke bus, warung ke warung, rumah ke rumah. Tapi mereka beruntung saja mungkin bisa ditemukan oleh orang industri rekaman, atau mereka memang berusaha keras menembus industri rekaman itu sendiri. Tapi semua itu butuh proses. Tidak semua serta merta datang kesuksesan dengan mudah. Ada pengamen yang sukses menjadi musisi atau band ternama dan bertahan lama, ada juga yang dengan cepat meredup kariernya, ada jua yang harus naik turun kariernya atau kata lain byar pet byar pet sinarnya.

Pengamenn dan penyanyi papan atas sebenarnya melakukan pekerjaan yang sama, dan mereka memilih itu karena kesukaan mereka kepada tarik suara. Ya, jika bukan tarik suara bilang saja dunia musik. Mereka menyanyi, memainkan musik, bekerja, mendapat uang, memenuhi kebutuhan hidup dari hobi yang dijalankannya. Hati senang bisa menjalankan hobi, ditambah dapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Betapa nikmatnya hidup mereka. Meski jika boleh dikatakan angka yang mereka terima mungkin jauh berbeda. Oke, pada intinya, jika kita bekerja atau melakukan hal yang tidak bersifat profesional paling tidak tirulah sikap pengamen yang tidak menuntut balasan tapi melakukannya dengan sukarela, ibarat sedang menghibur atau membantu orang lain. Toh sembari melakukan kesenangan atau hobi. Tapi ketika sudah memasuki profesionalitas kerja, hormatilah kesepakatan yang telah disepakati dan jangan mau dirugikan atau merugikan.


Kamis, 04 April 2013

Make Your Own Destiny

Pernah nggak anda-anda mempunyai kisah hidup dengan jalan yang hampir mirip atau bahkan mirip sekali sama kisah punya orang lain, entah itu kenal atau nggak, orang terkenal atau orang biasa ?? Mungkin karena berhobi sama atau berprofesi sama atau ada yang sama lainnya jadi beberapa atau bahkan semua jalan ceritanya sama atau mirip.
Di salah satu blog yang dipunyai mungkin juga dikelola sama salah satu pelatih futsal kaliber nasional yang bermukim di Ibukota berbagai cerita yang hampir mirip tersaji disana dengan cerita hidup temen. Dan kebetulan temen saya ini pelatih futsal juga meskipun levelnya beda. Uniknya dari beberapa temen pelatih berusia muda yang saya kenal dekat cerita hidupnya pun hampir sama satu sama lain.

Rumah
Kebanyakan dari mereka (temen-temen pelatih) itu jarang di rumah. Waktu yang mereka habisin itu kebanyakan di lapangan futsal. Apalagi yang punya jam ngelatih tinggi. Paling-paling mereka cuma ada di rumah pas hari sama jam tertentu aja. Belum lagi kalo ada tarkaman. Makin jaranglah mereka di rumah. Ditambah kalo yang udah kerja, pagi-sore/malem kerja abis itu kadang pulang kadang langsung ke lapangan ngelatih. Abis itu ngumpul dulu sekalian cari makan atau cuma sekedar kongkow-kongkow. Pulang udah malem, capek, tidur, besoknya udah kerja lagi. Kalo yang masih kuliah (biasanya semester tua nih) masih agak mendingan nggak harus berangkat pagi buta macam orang kerja. Tapi kebanyakan kuliah mereka agak sedikit terbengkalai. Tapi itu semua tergantung orangnya juga sih.

Konflik
Biasanya mereka juga punya semacam konflik dengan orang rumah. Entah itu mulai dari yang dianggap sepele, diminta fokus dulu ke kerja atau kuliahnya, yang jarang ada di rumah dan lain-lainnya lah, macem-macem. Belum lagi yang masih ngelatih di tim-tim yang levelnya grassroots. Yang pemainnya masih bayar sewa lapangan, beli minum sendiri, bayar pendaftaran kompetisi sendiri dan lain-lain sendiri pokoknya. Itu masih mending kalo pelatihnya dibayar, ada yang malah pelatihnya udah nggak dibayar nombokin pula. Mulai dari nombokin uang sewa lapangan sampai uang buat beli minum pas latihan bahkan pas kompetisi sampai ngasih uang deposit jaminan kartu. Makin rendah deh orang rumah ngeliat mereka. Apalagi yang belum kerja tetap, udah dapet duitnya belum pasti masih nombokin, masih harus makan tiap hari, mau minta sama orangtua juga malu. Tambah tinggi tekanan orangtua ke mereka.

Pacar
Bicara soal pacar nggak jauh beda kasusnya sama orangtua atau orang rumah. Mau dikasih makan apa nanti saya bang?kira-kira seperti itu yang ada di pikiran cewek-cewek ngelihat pelatih futsal, terutama yang grassroots. Masa depan nggak jelas, jarang ketemuan, paling cuma telponan atau sms an (udah kayak ldr-an aja), lebih berat ke futsal daripada nemenin jalan dan bermacam-macam pikiran lainnya. Dari beberapa temen pelatih itu ada beberapa ceweknya sering marah karena ditinggalin futsal terus. Bahkan ada juga yang sampe putus karena nggak tahan. Malahan ada yang sampai nggak sempet mikirin cewek (kelamaan jomblo)

Bertahan atau melawan?
Dan salah satu temen saya pun pernah iseng-iseng curhat, "emang kalo pengen jadi pelatih futsal yang bagus kayak mereka itu harus kayak mereka ya hidupnya?Jarang di rumah, kadang ribut malah, sekolah terbengkalai, sering disepelein orang, apalagi cewek." Bingung saya mau jawab gimana, ya saya iyain aja, mungkin emang jalan yang harus dilewati semacam itu. Tapi habis itu saya mikir, apa iya kalo kita pengen sukses seperti mereka kita harus berjalan dengan cara mereka?? Kenapa nggak buat jalan sendiri aja yang lebih baik, siapa tau nantinya malah bisa lebih sukses dari yang mereka capai. Jadi jangan cuma bertahan dengan cara atau jalan yang ada, tapi lawanlah dengan cara baru yang berbeda yang lebih baik, untuk hasil yang lebih baik

Don’t Be Afraid To Stand Up For Your Self
Fight For Your Bright Future

nb : kisah ini bukan rekayasa, tapi berdasar hasil pengalaman temen dan pengamatan penulis. tapi ada juga sedikit bumbu biar lebih asyik dibacanya. kalo ada yang merasa mirip berartii anda sudah pernah menceritakannya ke penulis. inget nggak semua yang lo denger itu bener.

Minggu, 24 Maret 2013

usaha+bakat adalah luar biasa

Syarat seorang pemain itu bagus dan berkualitas menurut salah seorang pelatih asal ibukota kurang lebih seperti ini: 


  • Pemain tersebut datang lebih awal saat berlatih, tidak terlambat.
  • Pemain tersebut selalu fokus dengan materi yang pelatih berikan, tidak bercanda saat pelatih menjelaskan.
  • Simple futsal, passing, control, moving hanya melakukan teknik driblling saat di daerah lawan dan man to man dengan lawan.
  • Banyak melakukan positioning yang menguntungkan rekan tim dan mengancam lawan.Pemain simple dan berguna itu segalanya, pemain skill tinggi itu bonus buat tim kalau kemampuannya dimanfaatkan dengan baik.

Sudahkah anda yang ingin menjadi pemain futsal profesional memiliki syarat-syarat diatas??
Terlihat jelas dari uraian diatas bahwa usaha lebih penting daripada bakat saja. Karena kebanyakan mereka yang memiliki bakat merasa puas begitu saja dan tidak berusaha.
Sesungguhnya bakat itu bukan hanya dari anugerah, tapi bisa diasah lewat usaha yang tekun, bakat tanpa usaha adalah manja, sedangkan usaha bisa memberikan kemampuan yang setara dengan bakat, bakat ditambah dengan usaha itulah yang luar biasa

HAPPY MONDAY 

Rabu, 06 Maret 2013

Setiap orang mempunyai kreatiftasnya masing-masing. Entah itu akan berhasil atau gagal setidaknya dapat menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri sendiri atau orang lain. Look this funny, cool, and amazing creativity  in the part of this video futsal from Kuwait.
 sumber: http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=wY08UxCxr1M

Minggu, 02 Desember 2012

Hidup Tak Semudah Cocotnya..

Kata-kata yang sering terlontar bagi para pemirsa acara motivasi yang sudah frustasi. Frustasi akan kehidupannya dan semua lika-likunya yang ternyata berbeda dengan apa yang sudah diucapkan Sang Motivator. Bagi mereka yang sudah putus asa akan kehidupan yang kejam yang sepertinya tidak akan berubah hanya dengan sebuah motivasi. Kata-kata motivasi bagi sebagian orang memanglah memotivasi, membuat hidup mereka lebih bersemangat kembali apalagi setelah mengalami keterpurukan. Tapi bagi sebagian orang kata-kata motivasi hanyalah sampah, bualan, omong kosong belaka. Kata-kata yang cenderung akan diabaikan begitu saja setelah mulut sang motivator tertutup. Dan biasanya suatu motivasi hanya akan didengar jika yang memberikan orang yang dirasa hebat, orang yang dikagumi, ataupun orang yang dihormati oleh sang pendengar.
Kata-kata pembangkit semangat ini saya rasa akan berguna kepada orang-orang yang mempunyai latar belakang sama. Baik sang motivator atau pendengarnya. Karena jika latar belakang yang dimiliki berbeda sang pendengar setidaknya berfikir, anda tidak pernah mengalami hal yang saya rasakan.
Setiap orang tentunya mengalami hal-hal yang berbeda dengan orang lain dalam hidupnya masing-masing. Cerita kehidupan manusia tidak sepenuhnya akan sama antara satu dengan yang lain. Meskipun sama cara terjadinya, menjalaninya, dan mengatasinya juga akan berbeda. Karena hal yang dimiliki setiap orang, yang ada di dalam setiap masing orang juga berbeda. Cameo-cameo yang ada juga tidak mungkin akan sama. Sangatlah jarang ada 2 orang atau lebih bisa memiliki masalah yang sama dengan latar belakang yang sama, keadaan diri yang sama dan kondisi sekitar yang sama. Karena hal-hal inilah yang dapat mempengaruhi pandangan seseorang tentang bagaimana mengatasi -masalah yang sedang dihadapinya. Pengalaman hidup juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Pengalaman yang banyak tak harus dimiliki oleh orang yang  sudah tua saja. Bolehlah banyak pengalaman karena sudah menjalani banyak tahun dalam kehidupan. Tapi jangan menyepelekan orang muda begitu saja. Karena kebanyakan orang yang sudah mempunyai umur lebih banyak menganggap orang yang umurnya dibawahnya hanyalah hal sepele. Mungkin saja orang muda memiliki pengalaman yang lebih sedikit, tapi mungkin saja wawasannya lebih luas dari umurnya, cara pandangnya yang simpel namun lebih mendetil, dan teknik baru yang lebih fresh daripada orang-orang tua yang kolot, wawasan sempit, cara berpikir rumit nan berantakan.
Seorang motivator seperti si jalan emas hanyalah menyampaikan salah satu solusi apa yang bisa kita lakukan berdasarkan sudut pandang dia dan apa yang pernah dia alami. Dan semua itu dibalut dengan kata-kata yang menyejukan hati kita. Padahal tak selamanya kata-kata manis itu bisa memotivasi, ada juga orang yang merasa termotivasi justru jika dimaki-maki, dibentak-bentak, mungkin juga dikatai dengan yang tidak pantas.
Semua kembali ke diri dan pribadi masing-masing. Toh, si jalan emas juga nggak ngerasain apa yang kita rasain juga kan. Dia juga nggak tahu dengan pasti siapa kita, apa yang kita hadapi, apa yang kita pernah perbuat sebenarnya. So, hidup itu nggak semudah omongannya Pak Botak, Mamah Berjilbab ataupun siapa yang lainnya. Jalani saja hidupmu sendiri, ikuti kata hatimu dan anggap saja omongan mereka itu sebagai wawasan baru sebagai bekal menghadapi masalah.