Kamis, 27 September 2012

My Obsession My Dedication

Kalimat-kalimat seperti: kowe ra kesel piye futsal terus (lo ngga cape apa futsal mulu), bendino kok futsal ki opo ra bosen (tiap hari futsal apa ngga bosen) dan berbagai kata lainnya adalah kata yang sering saya dengar dan saya bayangkan ketika teman-teman yang bukan teman futsal ketika saya terlambat bertemu atau berpamitan untuk pergi lebih awal untuk melakukan satu hal FUTSAL. Yak, mereka selalu terheran-heran dengan apa yang saya lakuin ini. Bukan hanya seminggu sekali atau dua kali, bahkan pernah saya main, latihan, atau ngelatih dalam seminggu penuh. Tiap hari selalu menyambangi lapangan dan bersentuhan dengan si kulit bundar.

Olahraga yang induk organisasinya sama dengan sepakbola ini menjadi olahraga yang populer beberapa tahun belakangan ini. Ukuran lapangan yang lebih kecil dari sepakbola konvensional dan (biasanya) indoor menjadi beberapa perbedaan dari sekian banyak perbedaan futsal dari sepakbola konvensional. Tentunya saat ini banyak orang yang sudah tau apa itu futsal baik secara mendalam atau cuma sekedar tau saja.

Perkenalan saya dengan futsal sendiri belumlah cukup lama, sekitar 4-5 tahun yang lalu. Meski olahraga 5 vs 5 ini sudah masuk Indonesia sekitar tahun 1999-2000an, tapi bagi saya waktu itu futsal tak lebih dari sepakbola mini. Baru sekitar tahun 2008 saya mulai mengenal apa itu futsal sebenarnya secara perlahan. Ajakan seorang teman untuk bergabung di tim nya (masih tim amatiran sih) mengawali semuanya.

Chivas, nama tim yang mengantar saya ke dunia perfutsalan, yang berisikan sekumpulan anak muda dengan pantaran umur yang tidak terlalu beda karena rata-rata adalah teman satu sekolah. Tim ini awalnya memang tim anak-anak salah satu sma negeri di Solo. Tapi karena beratnya tuntutan kemajuan beberapa orang lama mundur dan digantikan yang baru. Tim ini pun sudah mulai cukup dikenal namanya di dunia perfutsalan walau cuma di lingkup Kota Solo saja. Namanya masih kalah pamor dengan Hattrick yang ibaratnya satu bapak beda ibu. Kedua tim inilah yang memberi saya pengalaman yang luar biasa.

Menjadi pelatih, asisten pelatih, coaching staff, atau apapun namanya bukanlah tujuan awal saya terjun di permainan ini. Kala itu saya masih muda, yang ada di pikiran saya cuma ikut main di lapangan. Menunjukan eksistensi saya. Apalagi ada beberapa teman yang dapet duit kalau habis ikut turnamen futsal (baca: tarkaman). Gue pengin main nih bosss. Anak muda mana yang tidak tergiur dengan hal ini, duitnya lumayanlah kalo cuma buat makan sehari. Tapi apa daya, niat yang setengah hati cuma menjadikan saya penghuni luar lapangan sambil menjaga tas.


Uang bukanlah berarti segalanya

Uang-Duit ternyata bukanlah berarti apa-apa di permainan ini. Mereka akan datang ketika kita melakukan sebuah hal yang memberi prestasi. Walau jarang mendapat uang dari permainan ini, bahkan lebih seringnya tekor. Saya merasa ada sesuatu yang berbeda, ada passion nya dan hal lain yang tak bisa ditulis, digambarkan, diucap dengan kata-kata. Terutama ketika melatih anak-anak yang lebih muda, yang baru terjun dari nol.

Sempat kepikiran buat ngelatih tim yang mau bayar aja, yang nggak bayar nomer duakan. Atau minta bayaran ke tim yang saya latih. Tapi kok nggak tega gitu. Terus kalo pasang tarif, mana ada yang mau bayar pelatih asal-asalan seperti saya ini. Dan alhasil jadilah saya mengabdikan diri kepada tim yang saya latih dengan (kadang-kadang) penuh tanggung jawab dan kedisiplinan. Yaaah, itung-itung sambil nunggu tawaran buat ngelatih tim yang mapan lhaah, walaupun statusnya masih tim amatiran.

Dan kalau inget kata Bang Napi, kejahatan bukan hanya ada karena niat pelaku tapi juga ada kesempatan. Maka camkanlah ini, kalau lo lo pade punya niat tapi merasa nggak ada bakat, lakuin niat itu dengan bener jangan setengah-setengah, kesempatan itu pasti dateng. Jangan kejar duitnya, tapi kejar prestasinya, duit akan dateng kalau kita punya prestasi. Karena semua akan indah pada waktunya. Hal itulah yang selalu saya coba tanamkan pada diri saya dan temen-temen yang latihan bareng saya..

Sabtu, 22 September 2012

Niat-Bakat-Pemain-Pelatih

KIT Futsalismo 2012 regional Solo tingkat SMA nampaknya tidak begitu bersahabat bagi saya. Kekalahan SMA Negeri 7 Solo dari SMA Muhammadiyah 2 Solo dengan skor 2-7 bukanlah hal yang begitu mengusik pikiran saya. Saya sudah terbiasa mengalami kekalahan jadi kalau kalah nggak terlalu bersedih. Toh pada saat kita kalah dengan 1 gol, 2 gol, 3 gol bahkan 10 gol tetap saja namanya kalah, bukan menang. Tapi saat kalah dengan selisih gol yang banyak dari tim yang berkemampuan tidak lebih baik tentunya membuat jajaran pelatih mengerutkan dahi dan berpikir, apa yang salah dengan tim ini?

Faktor kemampuan atau skill memang menjadi faktor penting dalam setiap olahraga termasuk futsal. Tapi tidak hanya harus memiliki kemampuan, setiap pemain juga diwajibkan memiliki kemauan yang keras untuk maju. Bakat tanpa ada kemauan tak akan pernah bertahan lama untuk sukses, tapi kalo ada kemauan pasti bis mengalahkan orang-orang yang berbakat tapi tak berniat itu. Sebuah nilai plus patut diberikan kepada orang yang punya kemampuan dan kemauan.

Pelatih berkewajiban memberikan materi-materi latihan untuk meningkatkan kemampuan para pemainnya. Tentu meningkatnya kemampuan pemain hanya akan meningkat jika ada kemauan dari pemain itu sendiri untuk maju. Begitu pula ketika pertandingan berlangsung, pelatih hanya mengatur strategi dan pemain lah yang menentukan keberhasilan timnya. Selama strateginya benar dan dijalankan dengan benar hanyalah faktor keberuntungan yang mempengaruhi hasil akhir.

Strategi tidak dijalankan, tim gagal, apa yang terjadi??
Beban mental serta tanggung jawab yang berat pasti langsung dijatuhkan kepada para pelatih kala timnya mengalami hal seperti ini. Rasanya kepala para pelatih maupun coaching staff pada saat itu seperti dijatuhi lemari besar yang isinya batu. Kepala seakan mau pecah. Duarrr. Dan apa yang dilakukan oleh dunia seolah mengajak berkelahi.

Resiko menjadi seorang pelatih, baik pelatih kepala maupun staf adalah menjadi yang dikambing hitamkan pertama kali ketika sebuah tim gagal. Dan ketika tim itu memenangi sesuatu, yang dilihat adalah pemainnya. Kepuasan pelatih akan didapat bila pemain dapat menjalankan apa yang diinstruksikan. Apapun hasil akhirnya. Begitulah hukum di dunia kepelatihan.



Dan selamat untuk SMA N 4 Solo, UKSW Salatiga, Luxor Jogja yang berhasil menjadi juara di masing-masing kategori KITFUTSALISMO 2012 Regional Solo. Semoga kalian sukses di Grand Champion KITFUTSALISMO 2012 di Jakarta nantinya

Sabtu, 01 September 2012

Solo Aman Solo Nyaman

Kali ini saya akan nge-post tentang kejadian yang saya alami Jum'at 31 Agustus 2012. Kejadian ini terjadi dengan jarak yang cukup dekat dengan lokasi dimana saya sedang duduk menikmati segelas teh panas. Semalam sekitar pukul 21.00 wib setelah melakoni hobi yang saya gemari, saya mampir ke wedangan / HIK tempat saya biasa nongkrong di malam hari untuk sekedar bertemu teman2 dan beli minum. Setelah memarkir motor pesanan pun segera dilancarkan, segelas teh panas diminta kepada sang empunya wedangan. Sejurus kemudian segelas teh panas pun meluncur ke tangan dan segera saya bawa ke bawah gapura dan berpindah duduk disana.

Teh panas dari gelas kemudian saya alirkan ke dalam mulut lalu membahasi tenggorokan. Obrolan ringan yang ngalor-ngidul bersama rekan-rekan yang ada disana lekas kumulai setelah teh kutenggak. Tak berapa lama, mungkin tidak ada 10 menit an, terdengar bunyi letusan. Sekali, dua kali, tiga kali mungkin sampai empat kali dengan jeda di masing2 letusan. "Ah, mungkin hanya suara petasan," jelasku kepada teman. Tapi dalam sekejap terdengar bunyi letusan yang berulang-ulang. Beberapa orang yang ada disana pun beranjak dari tempatnya melihat darimana sumber bunyi berasal. Kubiarkan saja hal itu karena orang di daerah ini memang terbiasa iseng. Tapi segera mereka berlari ke arah barat dari tempatku duduk. Rasa penasaran pun muncul. Saya berdiri menengok kearah sumber bunyi dan mencoba untuk sedikit mendekat. Saat berjalan kesana, ada yang bilang ada tabrakan ada yang bilang tembak2an.

Tiba-tiba ada 2 orang berboncengan yang memangku seorang pria yang terlihat kesakitan ngebut dengan sepeda motornya. Melewati mobil dan pengendaranya yang kebingungan, sepertinya karena dimintai tolong untuk membawa pria yang terluka tadi. Langkah kaki ini semakin mendekat. Terlihat seorang pria tergeletak di pinggir jalan dengan tangan terikat. Di sekitarnya ada sejumlah orang yang katanya aparat terlihat mengamankan. Kendaraan maupun orang yang melintas dialihkan segera oleh mereka. Namun ada 3 mobil berbeda tiba-tiba melaju menyisir masuk ke dalam kumpulan manusia yang hampir jadi kerumunan. Mobil terakhir adalah elf, yang kukira habis piknik sangat berani masuk ke keramaian ini. Setelah pintu mobil terakhir ini terbuka beberapa orang yang sering kita panggil dengan densus ini turun lengkap dengan senjata laras panjang dan pakaian anti pelurunya. Mereka turun untuk menghalau mundur masyarakat yang ingin mendekat melihat apa yang sedang terjadi.

Menurut orang yang ada sangat dekat dengan lokasi kejadian suara letusan tadi adalah tembak-tembakan antara densus 88 dan buronannya. Satu orang yang dibawa dengan sepeda motor tadi ternyata anggota densus 88. Dan seorang yang tergeletak dengan tangan diikat katanya buronan densus alias teroris. Katanya lagi ada seorang yang tewas tertembak di kepala dengan otak berceceran di jalanan katanya.
---

Solo tetap aman

Uniknya dari kejadian tembak-menembak tadi adalah, warga yang tiba-tiba berdatangan ke TKP, yang terletak di sebelah selatan wholeseller di daerah tipes - di depan sebuah warung makan, setelah mendapat kabar bahwa ada tembak-menembak di sana. Saya bilang unik karena, warga yang awalnya penasaran ada kejadian apa begitu tahu ada tembak-menembak lalu menyingkir, eh yang baru datang sudah tahu tadi ada tembak-menembak malah berbondong-bondong datang dan ingin menononton langsung ke TKP. Padahal barikade sudah dibuat oleh warga sekitar dan aparat untuk menghalau warga mendekat ke TKP. Aparat keamanan juga sudah menyatakan bahwa sudah tidak ada apa-apa lagi dan meminta warga untuk pulang saja supaya tidak membuat kemacetan arus lalulintas. Tapi warga nekat untuk mendekat, ada yang berjalan kaki dari rumah, ada yang naik motor dan memarkirkan motornya di jalanan kampung, bahkan ada juga teman yang bersama keluarganya naik mobil dari Palur. Gila. Tapi ini menunjukan bahwa Kota Solo tetap aman, beberapa warga mungkin ada yang cemas (cemas dan takut ada anggota keluarganya tersangkut masalah ini mungkin) tapi dengan berduyun-duyunnya warga ke sekitar TKP "latihan menembak" membuktikan bahwa tidak ada rasa was-was atau cemas dalam diri mereka jikalau ada apa-apa nantinya. Padahal mereka disana cuma menonton dan mencari tahu apa yang terjadi lebih jauh (sudah seperti inteljen saja). Tapi tidak segera beranjak pulang dan malah mengobrol disana.

Saya sendiri memilih untuk tidak langsung pulang dan bertahan beberapa saat di wedangan tadi. Selain karena minum saya yang belum habis, motor-motor warga yang menonton yang diparkir sembarangan di jalan membuat keruwetan sehingga motor saya hampir tidak bisa keluar dari tempat teman. Jika ditilik dari kondisi semalam pasca penembakan, warga yang terlihat biasa saja, tanpa ada rasa khawatir, dan malah mendekati lokasi kejadian "latihan menembak" bisa dinyatakan bahwa Solo masih cukup aman dan nyaman. 
Solo Aman Solo Nyaman.
---

P.S. : sebelumnya sempat ada penembakan ke pospam Gemblegan (17/8/2012) dinihari, pospol Singosaren (30/8) jam 9-an malam, dan pelemparan benda ledak ke pospol Gladag (19/8)